Lari: Momen Lebih Kenal Diri Sendiri


Fear of Missing Out (FOMO) akhir-akhir ini yang lagi happening ialah olahraga lari. Semua kalangan, mulai dari selebritas, tokoh pejabat publik, hingga masyarakat biasa berbondong-bondong update kegiatan larinya di media sosial. Entah mengapa, tren ini saya anggap positif karena yang digalakkan adalah tren olahraga. Lumayan ya, bisa dapet sehat yang utama. 

Kurang lebih 5 bulan saya juga kecanduan FOMO lari. Yang awalnya keliling lapangan di alun-alun kota dan sekitarnya, kemudian sok-sokan ikut event lari. Sudah pasti, kriteria event yang diikuti adalah yang murah dan worth it (bisa mendapat fasilitas sebanyak-banyaknya wkwk).


Event pertama yang saya ikuti adalah Nglanggeran Heritage Run. Mengitari wisata Nglanggeran dengan rute naik turun dan kadang mblusuk hutan. Kanan kiri pepohonan rindang. Sejuk sekali. Event pertama yang saya ikuti dan berhasil membuat saya bahagia karena merasakan keriuhan banyak orang yang sama-sama ingin sehat. Yes, rute 5km telah saya lalui dengan napas engap dan kaki pegal. Biaya event ini kemarin hanya 25k dan sudah mendapat BIB, water station, dan snack setelah finish :)   



Event kedua yaitu Biosferun yang diadakan oleh Badan Otorita Borobudur bekerja sama dengan pihak daerah Kulonprogo (lupa detailnya pihak mana huhu). Event ini makin asik karena saya bisa dapat jersey dan medali (ya karena bayarnya lebih mahal daripada event Nglanggeran tadi wkwk). Biosferun ini terdiri dari 5km, 10km, dan 21km. Sungguh jelas, saya memilih yang 5km. Asyiknya, rute 5km ini juga termasuk trail run. Alhamdulillah, dapat hadiah sepatu dari kakak yang bisa digunakan khusus untuk olahraga. Jadi, rute trail run ini bisa saya lewati walau sambil istighfar karena ada beberapa medan yang mengharuskan pakai tali dan dlosor pelan-pelan. Alhamdulillah. Dalam event ini, saya membayar 100k dan sudah mendapat jersey, BIB, water station, snack setelah finish. Oiya, saya dapat beberapa snack dan merchandise dari stand Boborobudur (makasih banyak kakak penjaga stand). 




Event ketiga yang baru-baru ini saya ikuti hehe adalah De Java Oorlog, event dalam rangka HUT Desa Guwosari, Pajangan, Bantul. Sebenarnya ada race pack early bird dengan harga miring, tapi saya gagal mendapatkannya. Jadilah saya hanya beli paket termurah, yang hanya dapat BIB dan snack. Serunya, event ini menghadirkan Ndarboy. Habis lari 7,8km, lalu dihibur lagu Mendung Tanpo Udan dan lain-lain. Rute Guwosari asyik juga karena masih dikelilingi banyak sawah dan dedaunan rindang. Dilewatkan juga ke daerah Goa Selarong dan dihibur oleh beberapa tarian. Asyik dan seru pokoknya. Untuk event ini, saya membayar 50k.  




Sebenarnya, ikut event lari sama olahraga lari biasa di lapangan hampir tidak berbeda jauh. Mungkin, kalau event lari terlihat lebih meriah saja. Bisa bertemu ratusan orang baru dengan vibes positif itu sangat seruu. Apalagi kalau rutenya melewati kondisi alam yang indah dan menantang, pasti akan jadi hal berkesan. Meski begitu, budget yang dikeluarkan juga pasti lebih banyak dibanding lari di lapangan biasa, apalagi ditambah beli foto-foto di aplikasi Fotoyu. 

Ahh, asyik sekali FOMO yang satu ini. Dengan lari, kita bisa lebih kenal kemampuan diri sendiri. Saat menemui tanjakan atau medan yang menantang, pengelolaan ego sendiri itu diuji banget. Semoga saya pun berolahraga bukan hanya untuk flexing rute di Strava saja haha, tetapi juga untuk membangun habit sehat. Apalagi saat ini sudah banyak fenomena anak kecil yang harus cuci darah, rasa-rasanya FOMO olahraga harus digalakkan agar Gen-Z seperti saya ini bisa lebih sadar pentingnya menjaga kesehatan. Tidak hanya Gen-Z, tapi juga Gen Alpha, Gen Milenial, dan generasi-generasi lainnya. 








Post a Comment for "Lari: Momen Lebih Kenal Diri Sendiri"