Belajar Kelola Uang untuk Perempuan Lajang (+Tips dari ZAP Finance)
Kali ini, saya ingin
menulis bagaimana cara saya mengelola keuangan berdasarkan tips dari ZAP
Finance plus pengalaman pribadi. Oiya, ini khusus perempuan lajang yang masih
tinggal bersama orang tua. Untuk teman-teman yang merantau, bisa menyesuaikan dengan
kondisinya masing-masing.
1. Masuk
tabungan
Menabung mesti jadi poin penting
saat menyisihkan pos-pos keuangan. Kalau saya memilih menabung di bank dengan
jenis tabungan biasa. Sejauh ini, saya memilih untuk memiliki dua tabungan di
dua bank berbeda. Pertama, tabungan pribadi di bank syariah dengan prinsip
wadiah (tanpa biaya admin, sistem penitipan uang saja di bank). Kedua, tabungan
di bank konvensional tempat pengiriman gaji dari tempat kerja. Menurut saya, pemilihan
dua bank berbeda agar ketika salah satu ATM eror, masih ada ATM di bank lain.
2. Jadikan
instrumen investasi
Mb Pritta sangat menyarankan
perempuan untuk melek investasi. Saat masih lajang, perempuan tentunya lebih
bebas untuk menyisihkan uangnya uang akan dijadikan investasi. Pesan Beliau, mumpung
masih lajang, perempuan bisa menekan keinginannya yang memang tidak terlalu
urgent dan belajar berinvestasi sedikit demi sedikit.
Jika menabung hanya
menyimpan uang saja tanpa adanya passive income, kalian bisa coba-coba
investasi yang sesuai dengan kebutuhan. Ada saham, reksadana, crypto, deposito,
dan emas. Karena saya bisa dibilang masih konvensional dan belum berani ambil
risiko besar soal investasi, saya baru berani coba deposito berjangka dan emas.
Mengapa saya memilih kedua itu?
Pertama, saya pilih
deposito berjangka karena bank tempat saya menyimpan uang menyediakan fasilitas
tersebut. Saya memilih deposito berjangka di bank syariah karena sistemnya
sesuai prinsip yang dapat saya terima. Sebelum akad di sana, saya cari tahu
dulu di web resminya dan testimoni orang lain mengenai pengalaman menyimpan
deposito berjangka di bank tersebut. Memang kalau dari besaran keuntungan, bagi
hasil yang diterima tiap bulan tidak terlalu banyak. Namun, bagi saya cukup
lumayan dibandingkan hanya menabung biasa yang rawan terpotong biaya admin.
Waktu perpanjangan deposito juga bisa tiap 3, 6, hingga 12 bulan sekali. Kemudahan
saat ini, pemantauan uang deposito berjangka bisa diakses lewat mobile banking.
Kedua, saya pilih menabung
emas. Banyak tempat menabung emas yang bisa dipilih, seperti di Pegadaian
hingga di Shopee, dan lain-lain. Saya memilih di Pegadaian. Menurut saya,
menabung emas di sini sangat mudah karena outlet pegadaian jelas ada di
mana-mana (bahkan sebenarnya sudah ada aplikasi Pegadaian untuk menabung emas
juga). Proses pembuatan rekening tabungan emas cukup mudah dan bisa dilakukan
di outlet. Besaran setoran minimal 10.000 rupiah saja. Jadi, saat menabung,
kita tidak harus setor sebanyak harga 1 gram emas. Kita bisa menabung dengan
kadar nol koma sekian gram.
3. Sisihkan
untuk Zakat/Dana Sosial
Sebagai freshgrad yang
baru merasakan dapat gaji tiap bulan, saya tersentil sama penjelasan Mb Pritta
mengenai hal ini. Agar semakin berkah uangnya, jangan lupa untuk menyisihkan
secara rutin untuk zakat/dana sosial. Dalam agama Islam pun, ada yang namanya
zakat profesi/zakat mal dengan besaran minimal 2,5% dari gaji. Agar tidak
terlupa dan cepat tersalurkan, kita bisa memotongnya tiap bulan setelah gajian.
Untuk penyaluran zakat profesi, kita bisa salurkan langsung ke sanak
keluarga/orang di sekitar yang membutuhkan. Bisa juga dengan menitipkan ke badan
pengelolaan zakat profesi yang terpercaya.
4. Daftar
BPJS/Sejenisnya
Jika anak PNS, pastinya
sudah ter-cover BPJS dari orang tuanya. Namun, kalau sudah bukan mahasiswa
lagi/berusia 25 tahun ke atas, kita harus mendaftar BPJS mandiri. Kemarin syaa
kebetulan coba mendaftar BPJS mandiri di Kantor BPJS. Proses pendaftaran cukup
membawa fotokopi KTP dan siapkan rekening bank. BPJS menyediakan 3 jenis kelas
yang berbeda dengan iuran yang berbeda pula. Pemilihan kelas bisa disesuaikan
dengan kebutuhan dan tentunya jumlah gaji yang dimiliki. Selanjutnya, kita juga
bisa memilih klinik dokter keluarga (dokter umum dan dokter gigi) yang ada di
wilayah setempat. Jika BPJS sudah berstatus aktif, nantinya bisa langsung
dipakai. Jangan lupa juga untuk install apliaksi JKN di ponsel agar mudah saat ingin
daftar berobat.
Selain masuk tabungan,
investasi, zakat/dana sosial, dan asuransi BPJS, Mb Pritta juga tidak melarang
perempuan menyisihkan uangnya untuk melakukan perawatan diri/memanjakan diri. Akan
tetapi, jangan lupa, perlu diatur besarannya juga. Boleh kok tetap memanjakan
diri dengan pergi ke salon/klinik/belanja barang yang kita suka asal tetap tahu
batasan.
Terkait investasi, kita juga
perlu menarget tujuan investasi kita untuk apa agar lebih bersemangat dalam
berinvestasi. Saran Mb Pritta, meski masih lajang, silakan cicil untuk
menyiapkan dana pendidikan anak, beli rumah, berhaji, atau target lainnya di
masa depan.
Saya sendiri sebenarnya
bukan tipe yang rajin membagi uang ke dalam detail pos kebutuhan. Saya hanya
menggunakan catatan di ponsel mengenai kebutuhan saya setiap bulan. Jika dirasa
ada banyak tambahan kebutuhan/pengeluaran di bulan itu, saya biasanya melakukan
evaluasi dan menyeleksi yang tidak perlu dibeli lagi di bulan depan. Karena
masih tinggal bersama orang tua, pengeluaran saya juga tentunya tidak sebanyak
perempuan lajang lainnya yang tinggal sendiri/ngekos.
Itulah beberapa poin yang
saya dapatkan dari Mb Pritta (channel ZAP Finance) + pengalaman pribadi. Mari
jadi perempuan yang melek literasi keuangan. Berapa pun besarnya pendapatan
seorang perempuan, sistem pengelolaan yang baik dan terencana perlu kita pelajari.
Sumber gambar: Nattanan Kanchanaprat from Pixabay
Sumber informasi literasi finansial: YouTube ZAP Finance TV
Post a Comment for "Belajar Kelola Uang untuk Perempuan Lajang (+Tips dari ZAP Finance)"
Post a Comment