Hati-Hati dengan Wacana Berita KDRT, Selingkuh, dan Pelakor
Akhir-akhir
ini banyak banget berita tentang hal-hal heboh dan menggemparkan. Di samping
video viral “begitu syulit lupain Reyhan”, muncul banyak berita tentang kekerasan
dalam rumah tangga yang menimpa keluarga pesohor. Ada juga kasus perselingkuhan
yang dilakukan oleh seorang yang katanya bucin. Lalu, ada pula pernyataan
pelakor/orang ketiga/apalah istilahnya yang seolah melakukan klarifikasi di
dunia maya.
Sekali
lihat berita KDRT, perselingkuhan, dan kasus pelakor, muncul banyak rekomendasi
berita serupa di eksplor Instagram atau beranda YouTube. Hal yang cukup menarik
yaitu komentar para warganet. Misalnya, pada berita KDRT yang menimpa pasangan
pesohor tanah air. Warganet secara reaktif memberikan komentar tentang si
laki-laki yang diduga melakukan KDRT. Kata-kata yang menyudutkan si pelaku
banyak bermunculan.
Tak
sampai di situ, pada kasus perselingkuhan juga sama. Misalnya, ada kabar tentang
pesohor yang ketahuan selingkuh oleh sang istri, warganet berbondong menghujat
si laki-laki tersebut. Ada juga kabar pelakor yang dengan entengnya membuat
video ala klarifikasi dan mengklaim dirinya pernah jadi selingkuhannya si suami
aktris tanah air.
Apakah
saya juga turut menjustifikasi pelaku KDRT, perselingkuhan, dan pelakor
tersebut? Tentu, tapi hanya ada di kepala, tidak ditulis di kolom komentar.
Lama-kelamaan saya pun akan burnout juga karena terlalu banyak mengonsumsi
berita yang buat pusing.
Ternyata, sungguh berpengaruh besar wacana-wacana di media kita saat ini. Opini warganet bisa dibentuk dan digiring hanya dengan wacana berita/informasi yang ada di media, tanpa kita tahu yang sebenarnya apakah ada penambahan/pengurangan dari kejadian aslinya.
Sumber gambar: Gambar oleh Camila Oliveira dari Pixabay
Post a Comment for "Hati-Hati dengan Wacana Berita KDRT, Selingkuh, dan Pelakor "
Post a Comment