Mungkinkah Kita Harus Berjalan Maju Tanpa Boleh Blusuk ke Blumbang?

 

Gambar oleh Sasimaporn Moonthep dari Pixabay


Kira-kira gimana ya rasanya seseorang yang jalan takdirnya lurus, lancar, bagus, tak pernah jatuh, dan selalu dapat hoki?

Aku sungguh penasaran karena aku sendiri tak pernah merasakan perjalanan sempurna itu. Aku merasa hidupku tak selalu berprogres. Ada kalanya aku mengalami kemunduran. Ada kalanya aku ingin jalan di tempat saja. Bukan ingin berhenti, tapi hanya ingin jalan di tempat untuk mengambil napas sebentar.

Berbicara tentang progres, aku ingin bercerita sedikit tentang perjalananku sebagai acne fighter. Lagi lagi tentang acne, ya. Karena tiap bulan aku rutin mendokumentasikan kondisi kulitku, aku jadi tahu bagaimana perkembangan penyembuhannya.

Pada Februari 2021, kondisi kulitku sudah membaik. Tak ada jerawat aktif. Pada Maret 2021, kondisi kulit masih aman. Pada April 2021, kondisi kulit lebih membaik lagi, alhamdulillah. Namun, pada Juli hingga minggu kedua Agustus, kulitku kembali meradang. Jeng…jeng…

Aku tak begitu suka gonta-ganti skincare. Skincare yang kugunakan di awal tahun 2021 pun tidak memberikan efek buruk/ketidakcocokan untukku. Semua aman. Dengan analisis sederhana, aku menduga jika peradangan ini disebabkan karena pada bulan itu puncaknya aku dipusingkan oleh skripsi dan pola tidurku yang tak sehat. Sepertinya juga di bulan Agustus aku berhenti sebentar minum perasan jeruk, ditambah jenis makanan masuk yang tak kuperhatikan.

Aku ngga akan bilang ke diri sendiri, “Kulitmu kok ribet banget, sih, Nis. Dikit-dikit bermasalah.”

Aku juga ngga akan memvonis, “Kamu kok ngga kayak teman-temanmu yang kulitnya normal-normal aja, ngga rewel.”

Aku sudah buang jauh dua pertanyaan di atas karena sudah capek. Beneran. Capek banget. Hehe…

Lebih baik kufokuskan diriku untuk evaluasi diri, penyembuhan, dan aktivitas lain.

Alhamdulillah, akhir bulan September ini kondisi kulit wajahku sudah membaik lagi. Senang tentunya.

Jika diingat-ingat, aku pernah baca di sebuah postingan Instagram yang menceritakan tentang sebuah progres. Katanya, nggakpapa kok kalau kulit yang lagi bermasalah ngga harus menampilkan progres untuk sembuh. Maksudnya, wajar jika sesekali ada jerawat satu/noda/masalah apapun itu. Kulit manusia kan berpori, wajar jika sesekali ngga “nampak sehat” karena ada faktor tertentu yang susah untuk dikendalikan.

Aku pun membandingkan cerita tersebut dengan progres kulitku. Memang awal-awal kulitku menampakkan progres baik, baik sekali malah. Lalu, di tengah jalan, ada peradangan. Wajahku jadi tak baik-baik saja. Kemudian, sekarang, alhamdulillah kondisi membaik lagi. Aku anggap perjalanan kulitku ini tetap berprogres meski sempat alami peradangan. Mengapa? Karena berkat terjadi peradangan, aku jadi tahu apa yang perlu kubenahi. Dari kondisi kulit mungkin menampakkan kemajuan-kemunduran-kemajuan lagi. Akan tetapi, ilmuku tentang kesehatan kulit ternyata berprogres, lho. Jadi tahu kalau pusing skripsi, ditambah begadang, ditambah makanan yang sembarang, dan faktor-faktor buruk yang lain itu ngga disukai tubuhku. Akibatnya, kulitku jadi salah satu bagian tubuh yang melakukan protes. Sederhana, sudah banyak informasinya di internet, tapi aku akan percaya dan manut jika sudah mengalaminya. Bandel memang.   

Jadi, apakah hidup kita itu harus dan wajib berjalan maju tanpa boleh blusuk ke blumbang? :)

Perjalanan kulitku di atas hanya analogi saja. Tentunya, masiiih banyaak perjalanan hidup yang kita alami dan kadang tak selalu berjalan maju sesuai harapan. Ada kalanya terjerembab ke lumpur atau blusuk ke blumbang. It’s okay. Kita manusia biasa. Jatuhnya sebentar saja, lalu bangkit lagi, ya.

Seperti dengan perjalanan kulitku, aku pun terus dan terus belajar untuk jaga kondisi pikiran agar tak stres. Dengan peradangan kulit yang kualami, tentu aku mestinya tahu apa penyebabnya. Tinggal bagaimana aku jadikan itu pelajaran dan evaluasi.

Di perjalanan apapun, aku pasti akan sesekali merasakan momen terjerembab ke lumpur atau bahkan blusuk ke blumbang. Tapi, aku akan jadikan momen itu untuk belajar dan evaluasi sebanyak-banyaknya. Lalu, aku akan kembali bangkit dengan bekal lebih matang.


Post a Comment

0 Comments